Tak butuh waktu lama bagi Instagram untuk menyedot perhatian publik semenjak ia dirilis pada tahun 2010. Buktinya, aplikasi tersebut sudah disesaki lebih dari 30 juta pengguna.
Maka tak berlebihan rasanya jika menyebut Instagram sebagai salah satu aplikasi yang mengubah cara orang memanfaatkan ponselnya. Ia pun juga terbilang sukses menjadi yang 'bertanggung jawab' terhadap melambungnya aliran mobile photography.
Namun siapa sangka Instagram awalnya hanya digawangi oleh sekelumit orang. Tim kecil ini didirikan oleh pria yang sekarang namanya banyak diwartakan media. Ia adalah Kevin Systrom, jebolan Stanford University yang saat ini menjabat sebagai co-founder Instagram.
Keputusan besar harus dikeluarkan Systrom saat itu demi mensukseskan aplikasi besutannya. Menjatuhkan pilihan pada Instagram dan passionnya di dunia fotografi, Systrom bahkan diberitakan sempat menolak iming-iming besar yang datang dari bos Facebook, Mark Zuckerberg untuk bergabung di timnya.
Kejadian itu jauh terjadi di tahun 2004, sebelum Facebook meluncurkan aplikasi photo sharing. "Jadi ketika saya bertemu dengan Adam dan Mark, mereka seperti 'Yeah, kami tengah menggarap sesuatu yang berhubungan dengan foto, jadi kenapa kamu tidak berpartisipasi di Facebook?" kenang Systrom seperti dilansir dari FastCompany.
Berbekal pengetahuan yang ia dapat dari beberapa tempat bekerjanya dulu, ia mulai mendirikan Instagram. Systrom ternyata tercatat pernah menempuh karir di perusahaan raksasa Google dengan menangani Gmail dan Google Reader sebelum akhirnya bergabung di tim Coprorate Development Associate. Ia lantas beralih ke Nextstop sebagai Product Manager di tahun 2009.
Pria yang memilih Computer Science dan Investment Science sebagai jalur studinya di Stanford University ini juga sempat mendulang pengetahuan dengan magang di Odeo -- yang kini menjadi Twitter.
Bersama rekannya Mike Krieger, pria yang sempat membesutBurbn ini memutuskan mendirikan Instagram di mana pengembangannya dimulai di San Fransisco, Amerika Serikat. Nama Instagram sendiri dipilih karena namanya 'berbau' kamera.
Memang awalnya ia hanya diperkuat oleh 4 orang, namun sejak itu, Systrom mulai menambah 'pasukannya'. Dengan menyuguhkan filter menawan bergaya retro/vintage dan kemudahannya berbagi foto di situs jejaring seperti Facebook dan Twitter, sontak ia langsung diserbu banyak pengguna.
Meski awalnya hanya tersedia untuk iOS, dilaporkan ia sudah memiliki sebanyak lebih dari 30 juta user. Namun ternyata filter bukan kekuatan utama Instagram.
"Kami tak hanya sekedar aplikasi yang menyuguhkan filter. Kami kuat karena adanya komunitas di mana hal ini tidak ditemui di tempat lain," ujar Systrom, saat diwawancarai penulis situs teknologi TechCrunch, Alexia Tsotsis di ajang LeWeb 2011.
Kini siapa yang menampik ketenaran Instagram. Saking 'meledaknya', Apple menobatkannya sebagai 'App of The Year" di tahun 2011.
Kabar terakhir dari aplikasi sukses ini menyebutkan, ia akhirnya hadir menyambangi Android. Mudah diprediksi, gaungnya makin santer terdengar. Lantas jangan heran bila mulai hari ini, situs-situs jejaring favorit Anda nantinya akan dibanjiri dengan foto Instagram.