Kamera smartphone dengan kamera DLSR memang tidak bisa dibandingkan kualitasnya karena teknologi yang diusung masing-masing piranti terpaut jauh. Namun jika berbicara mengenai compact camera, Lucky Sebastian selaku pakar smartphone Android meyakini bahwa keberadaan smartphone makin mengancam kamera kategori tersebut.
"Smartphone mulai menggantikan compact camera, meski untuk DSLR masih jauh," tukasnya dalam acara Ngopi bareng detikINET, Selasa (28/2/2012). Moment adalah salah satu alasannya, di mana smartphone dengan keringkasan yang ia miliki, bisa menangkap moment dengan cepat. "Handphone sudah menangkap esensinya, ia bisa merekam moment dengan cepat," tambahnya.
Tak hanya keringkasan, teknologi di smartphone juga makin mumpuni. Tengok saja lensa yang dimiliki sejumlah ponsel yang sudah memungkinkan user mendapatkan efek bokeh dengan adanya aperture lebar. Pun juga dengan dirilisnya Nokia Pure View dengan kekuatan 41 MP, kamera smartphone terlihat makin digdaya.
Nah, di lain sisi, Sintra Wong selaku Marketing Manager Canon Image Communication Product Division mengakui bahwa loncatan teknologi yang ada di smartphone memang mengagumkan dan ada kemungkinan pelibasan itu terjadi, namun belum untuk saat ini.
"Dengan teknologi kamera smartphone sekarang, bisa jadi. Tapi sebelum hari itu datang, kamera saku masih berjuang dengan fitur-fitur unggulannya seperti HS System," tukasnya.
Lantas peningkatan apa yang akan dilakukan vendor kamera di kategori kamera saku (compact) guna mengantisipasi ancaman dari teknologi smartphone? "Kami akan meningkatkan kualitas di ISO tinggi. Sebagian besar pemotretan ada di kondisi low light, sehingga sebisa mungkin kami menekan noise yang ada," ujar Sintra lebih lanjut.
Seperti diketahui, noise atau bintik-bintik pada kamera berpotensi muncul saat pemakaian ISO tinggi. ISO tinggi sendiri dipakai biasanya untuk melakukan pemotretan dalam kondisi yang minim cahaya.