WUDHU DALAM PERSPEKTIF KESEHATAN (Tartib Wudhu Dapat Menghindarkan dari Penyakit Influenza dan Stroke)

WUDHU DALAM PERSPEKTIF KESEHATAN

(Tartib Wudhu Dapat Menghindarkan dari Penyakit Influenza dan Stroke)

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Studi Islam Interdisipliner

Dosen Pengampu:


Dr. H. Sa’ad Ibarahim, MA

Oleh:

Moch Wahib Dariyadi

15741004

2016


BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Sebagai seorang muslim, tentu kita tidak asing dengan aktivitas wudhu. Wudhu merupakan kegiatan bersuci dari hadats kecil dengan cara membasuh anggota badan tertentu dengan air yang suci dan mensucikan disertai dengan niat. Perintah berwudhu disampaikan Allah dalam surat Al-Maa’idah ayat 6.

Kita dianjurkan berwudhu sebelum melakukan ibadah yang mengharuskan dalam keadaan bersuci, seperti ketika akan melakukan sholat, thawaf di Baitullah, ketika membaca Al-Qur’an. Dan juga terdapat amalah ibadah lain yang tidak mengharuskan untuk werwudhu tetapi lebih baik jika dilakuakan dalam keadaan suci dari hadast kecil, diantaranya ketika berdzikir dan berdo’a kepada Allah, hendak tidur, melakukan hubungan suami istri dan lain-lain.

Sebagian besar dari kita memahami perintah berwudhu ketika mengerjakan hal-hal di atas hanyalah sebagai syari’at yang dibebankan kepada kita tanpa mengetahui mengapa Allah memerintahkan kita berwudhu, bahkan kita dianjurkan untuk selalu dalam keadaan mempunyai wudhu. Akhirnya kitapun mengerjakan wudhu dengan asal-asalan, sekedar untuk menggugurkan kewajiban atau memperoleh kesunahan.

Akan tetapi, jika kita perhatikan lebih seksama, semua perintah Allah itu tidak ada yang sia-sia. Semua pasti bermanfaat untuk kita, baik di dunia maupun di akhirat. Begitu pula perintah Allah untuk mengerjakan wudhu. Dalam ayat di atas, selain memberikan perintah melakukan wudhu sebelum shalat, secara tersirat juga mengajarkan kepada kita untuk selalu hidup bersih dan suci.

Ternyata amalan yang satu ini tidak hanya bernilai ibadah dan mendatangkan pahala dari Allah SWT. Akan akan tetapi, wudhu juga mempunyai manfaat bila dikaji dari sudut padang ilmu kesehatan atau medis.

Sudah ada banyak penelitian-penelitian ilmiah terkait manfaat wudhu di tinjau dari bidang medis ini. Lalu apa saja manfaat kesehatan yang akan kita peroleh dari amalan ibadah wudhu ini?. Penulis akan melihat wudhu dari segi manfaatnya, khususnya manfaat terhadap kesehatan. Penulis akan lebih fokus terhadap manfaat wudhu dari segi kesehatan fisik (jasmani) karena kesehatan fisik (jasmani) merupakan kesehatan yang paling mudah diamati oleh seseorang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana manfaat air wudhu terhadap kesehatan?

2. Bagaimana manfaat wudhu terhadap kesehatan kulit?

3. Bagaimana manfaat pelakasanaan wudhu terhadap kesehatan?

4. Apakah tertib dalam wudhu bisa pengaruh pada kesehatan?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

  1. Untuk mengetahui manfaat air wudhu terhadap kesehatan.
  2. Untuk mengetahui manfaat wudhu terhadap kesehatan kulit.
  3. Untuk mengetahui manfaat pelaksanaan wudhu terhadap kesehatan.
  4. Untuk pengaruh tertib dalam wudhu pada kesehatan.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Kajian Tentang Wudhu Perspektif Islam
    1. Pengertian wudhu

Wudhu secara bahasa berasal kata wudhu diambil dari kata waḍāa, yang artinya baik, bersih, murni atau tidak kecampuran dosa.”[1]Demikian juga menurut Supiana dan M. Karman bahwa, ”Kata al-wuḍūu berasal dari bahasa Arab yang diadopsi dari kata al- waḍāah yang artinya baik dan bersih.”[2]

Sedangkan menurut istilah syara’ wudhu berarti ”membasuh, mengalirkan dan membersihkan dengan menggunakan air pada setiap bagian dari anggota-anggota wudhu untuk menghilangkan hadast kecil.”[3] Menurut Abd Al-Wahhab, Wudhu adalah menyengaja membasuh anggota badan tertentu yang telah disyari’atkan untuk melaksanakan perbuatan yang membutuhkannya, seperti shalat dan thawaf.”[4] Akan tetapi, jika kita perhatikan lebih seksama, semua perintah Allah itu tidak ada yang sia-sia. Semua pasti bermanfaat untuk kita, baik di dunia maupun di akhirat. Begitu pula perintah Allah untuk mengerjakan wudhu. Dalam ayat di atas, selain memberikan

Dari pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa wudhu merupakan kegiatan bersuci dari hadats kecil dengan cara membasuh anggota badan tertentu dengan air yang suci dan mensucikan disertai dengan niat. Selain untuk membersihkan diri, wudhu juga merupakan syarat sah mengerjakan ibadah, seperti shalat dan thawaf.

  1. Perintah Melaksanakan Wudhu

Dalam Islam, perintah melaksanakan wudhu ini bersamaan dengan perintah mengerjakan shalat. Oleh karena itu, ulama sepakat bahwa wudhu merupakan syarat sahnya shalat. Perintah melaksanakan wudhu ini terdapat dalam beberapa dalil, diantaranya adalah dalam al-Qur’an surat Al-Maa’idah ayat 6 berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka cucilah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian sampai dengan siku, dan usaplah kepala-kepala kalian dan (cucilah) kaki-kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)

Selain itu, terdapat sejumlah hadits yang menerangkan perintah berwudhu, diantaranya adalah:

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُوْ لِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَذَكَرَ اَحَا دِيْثَ مِنْهَا وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : لَا تُقْبَلُ صَلَا ةُ اَحَدِكُمْ اِذَا اَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ[5]

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak diterima shalat seseorang diantara kamu ketika mempunyai hadats sampai dia melaksanakan wudhu terlebih dahulu”.

  1. Pelaksanaan Wudhu
    1. Syarat Wudhu

Syarat wudhu merupakan segala sesuatu yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan melaksanakan wudhu. Adapun syarat-syarat wudhu adalah sebagai berikut:

  1. Islam

2. Tamyis

3. Tidak berhadats besar

4. Dengan air yang suci dan mensucikan

5. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke bagian tubuh yang menjadi anggota wudhu

  1. Rukun Wudhu

Rukun wudhu adalah segala sesuatu yang harus dilakukan saat melakukan wudhu. Adapun rukun wudhu adalah sebagaimana tertera dalam QS. Al-Maaidah ayat 6 di atas, yaitu:

  1. Niat

Niat juga merupakan prasyarat diterima atau tidaknya sebuah ibadah. Hal ini berdasarkan hadist Nabi SAW berikut ini:

اِنَمَا الْاَ عْمَالُ بِا النِّيَاتِ, وَاِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى[6]

“Sesungguhnya segala perbuatan harus disertai dengan niat, dan sesungguhnya amal seseorang tergantung daripada niatnya.”

  1. Membasuh wajah

Membasuh wajah berarti mengenakan/mengalirkan air ke wajah. Wahbah al-Zuhaili, sebagaimana yang dikutip oleh Oan Hasanudin dalam bukunya Mukjizat Berwudhu, mengatakan bahwa, “Membasuh berarti mengalirkan air ke atas sesuatu dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran atau sejenisnya.”[7]

  1. Membasuh kedua tangan sampai siku

Bagian tangan yang wajib dibasuh adalah pergelangan tangan, telapak tangan, sampai siku. Adapun kuku juga termasuk bagian tangan, maka kuku juga termasuk bagian yang wajib di basuh. Oleh karena itu, tidak boleh ada yang menghalangi sampainya air ke kulit dan kuku.

  1. Mengusap kepala

Mengusap kepala berarti meletakkan tangan yang basah ke kepala. Para ulama’ berbeda pendapat mengenai batas usapan kepala, ada yang mengatakan sebagian saja sudah cukup dan ada yang mengatakan harus mengusap seluruh kepala.

  1. Membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki

Bagian kaki yang wajib dibasuh adalah telapak kaki, bagian atas kaki sampai mata kaki. Yang dimaksud membasuh disini adalah air harus benar-benar mengalir ke seluruh bagian kaki yang wajib dibasuh. Bahkan jika perlu harus menggosok-gosok kulit kaki tersebut.

  1. Tertib

Yang dimaksud tertib disini adalah melakukan gerakan wudhu sesuai dengan urutan yang terdapat dalam QS. Al-Maidah ayat 6 di atas. Tidah sah apabila seseorang yang melakukan wudhu tidak sesuai dengan urutan di atas.

  1. Sunnah Wudhu

Sunnah wudhu adalah perbuatan yang apabila dilakukan dalam berwudhu mendapat pahala, dan apabila tidak dikerjakan maka wudhunya tetap sah. Yang termasuk sunnah wudhu adalah sebagai berikut:

1. Membaca basmalah

  1. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan
    1. Berkumur-kumur
    2. Istinsyaq dan istintsar
    3. Mengusap seluruh kepala
    4. Mengusap kedua telinga luar dan dalam
    5. Menyela-nyela jari tangan dan kaki
    6. At-Tayamun
    7. Menyucikan anggota wudhu sebanyak tiga kali
      1. Al-Muwalah

  1. Kajian Tentang Wudhu Perspektif Kesehatan
    1. Manfaat Air Wudhu terhadap Kesehatan

Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, termasuk bagi manusia. Ketika berwudhupun, kita juga membutuhkan air sebagai sarananya. Penggunaan air ketika berwudhu ini ternyata mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan seseorang.

Air bersifat membersihkan, menyejukkan, dan syifa’ (terapis). Dalam kaitannya dengan kesehatan, air mempunyai banyak manfaat, baik sebagai media bagi obat-obatan maupun air itu sendiri dijadikan sebagai media pengobatan. Seperti dalam pembuatan obat-obatan, pasti tidak bisa dipisahkan dengan air. Ketika sakit, banyak juga yang menggunakan pengobatan dengan air. Misalnya ketika demam kita bisa mngobatinya dengan mengompresnya. Selain itu, sekarang juga banyak dikembangkan metode pengobatan dengan menggunakan air, yang disebut dengan terapi air atau hidroterapi. Hidroterapi ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, antara lain merendam, mencurahkan, mengompres, dan meminum.

Dalam Islam, hidroterapi ini dilakukan paling tidak lima kali sehari, yakni ketika berwudhu sebelum melaksanakan shalat lima waktu. Hidroterapi dengan berwudhu ini memiliki kelebihan daripada hidroterapi yang biasa dilakukan oleh seseorang. Hal ini dikarenakan hidroterapi dengan berwudhu disertai kata-kata positif (niat dan do’a), yang menurut Masaru Emoto, kata-kata positif ini dapat bermanfaat bagi manusia.

Masaru Emoto mengatakan bahwa, “Kata-kata adalah getaran, dan ketika tubuh kita bersama semua air yang terkandung di dalamnya terpapar pada kata-kata yang baik, tidak bisa tidak kita akan sehat dan sejahtera.”[8] Ia juga menambahkan bahwa, “Air merupakan pengangkut utama yang mampu menangkap dan mengantarkan segala sesuatu dan segalanya., termasuk air yang diperdengarkan kata-kata.”[9] Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa air yang dipaparkan kata-kata positif akan menghasilkan kristal yang berbentuk heksagonal yang cantik.

Apabila kata-kata positif saja menghasilkan kristal yang cantik, tentulah niat dan do’a yang baik akan menghasilkan kristal yang lebih sempurna. Oleh karena itu, ketika air yang kita gunakan untuk berwudhu mendengarkan kata-kata positif (niat dan do’a) dari kita, maka air tersebut mengirimkan pesan ke dalam tubuh kita agar selalu dalam keadaan sehat. Air yang mengandung getaran ini mendorong ke luar getaran negatif yang berada dalam tubuh. Akibatnya metabolisme dalam tubuh menjadi sehat dan bugar.

Seperti manfaat hidroterpi pada umumnya, hidroterapi dengan berwudhu juga mempunyai banyak manfaat. Leon Chaitow, seorang osteopath dan naturalpath, mengungkapkan bahwa:

Penggunaan air dingin dalam waktu singkat (kurang dari 1 menit) akan mengakibatkan kontraksi-kontraksi pembuluh darah lokal. Ini memiliki efek terjadinya dekongesi pada jaringan-jaringan tubuh dan dengan cepat diikuti oleh sebuah reaksi dimana pembuluh-pembuluh darah terbuka dan jaringan-jaringan dibersihkan dengan darah yang banyak mengandung oksigen segar.[10]

Senada dengan itu, Muhammad Muhyidin mengatakan bahwa, “Air yang mengandung elektrolit-elektrolit akan membuat pembuluh-pembuluh darah mengalami vasoditalasi (pelebaran).”[11] Seperti halnya dengan wudhu, ketika air wudhu membasuh anggota wudhu, pembuluh-pembuluh darah akan terbuka dan mengalami vasoditalasi (pelebaran). Membuka dan melebarnya pembuluh darah tersebut memungkinkan jaringan-jaringan dibersihkan dengan darah yang masih banyak mengandung oksigen. Hal ini akan berpengaruh positif pada kesehatan jaringan dan organ tubuh kita karena jaringan dan organ dalam tubuh kita tidak kekurangan makanan yang dibutuhkannya, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Itulah manfaat hidroterapi dengan air wudhu.

Mengenai manfaat hidroterapi dengan air wudhu ini diperkuat oleh pendapat Sholeh Gisymar, ahli terapi alternatif. Beliau mengatakan bahwa, “Ketika air wudhu membasuh anggota wudhu, secara langsung juga akan membuat darah bereaksi sehingga bisa bekerja lebih cepat dan gesit mengalirkan darah ke seluruh tubuh.”[12] Hal ini bisa terjadi karena ketika air wudhu mengenai tubuh akan menyebabkan normalisasi suhu tubuh sebagai akibat bertemunya suhu panas dalam tubuh dengan dinginnya guyuran air wudhu. Saat itu juga darah mengalir ke daerah seputar wajah, kedua tangan dan telapak kaki dengan sangat lancar. Lancarnya peredaran darah ini membuat tugas jantung menjadi ringan, sehingga akan memperkecil resiko terkena penyakit jantung.

  1. Manfaat Wudhu terhadap Kesehatan Kulit

Kulit mempunyai tugas yang banyak sekali, diantaranya adalah membungkus tubuh dan melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi, juga mengatur suhu tubuh, ekskresi, dan media komunikasi antar sel syaraf, untuk merangsang nyeri, panas, dan sentuhan serta tekanan. Untuk itu, kulit harus dijaga kesehatannya agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Salah satu cara menjaga kesehatan kulit adalah membersihkannya. Dalam wudhu, yang minimal kita kerjakan lima kali dalam sehari semalam, kita telah membersihkan kulit kita yang terbuka. Kulit yang terbuka ini memungkinkan terkena kotoran, debu, virus, dan bakteri yang dapat membahayakan kulit dan tubuh kita. Oleh Karena itu, kulit harus dibersihkan agar virus dan bakteri yang berada di kulit tidak masuk ke dalam tubuh dan menggerogoti organ tubuh kita. Salah satu caranya adalah dengan melakukan wudhu.

Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Bahar Azwar, spesialis bedah umum dan supersialis bedah onklogi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang mengatakan bahwa, “Wudhu adalah pembilasan serta pengenceran kuman hingga mengurangi keganasannya, serta mempermudah regenerasi kulit dan selaput lendir.”[13] Senada dengan hal ini Abdul Aziz Ismail yang mengatakan bahwa, “Membasuh anggota tubuh yang kelihatan beberapa kali dalam sehari adalah pencegahan terbaik terhadap penyakit kulit dan peradangan.”[14] Selain itu, Muhammad Akrom juga mengutip pendapat Mochtar Salem dalam bukunya “Prayers a Sport for Body and soul” (Shalat: Olahraga untuk Jasmani dan rohani) yang menjelaskan bahwa:

Wudhu dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap kulit. Cara yang paling efektif untuk mengenyahkan resiko kanker ini adalah membersihkannya secara rutin dan setiap saat, yakni dengan berwudhu.[15]

Dengan mambasuh bagian tubuh yang terbuka setiap kali berwudhu, berarti telah membersihkan kotoran, debu, virus, dan bakteri serta keringat dan zat-zat kotor yang berada di kulit, baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh, sehingga virus dan bakteri tersebut tidak masuk dalam tubuh dan mengganggu kesehatan seseorang. Hal ini dikarenakan kulit yang kotor merupakan tempat yang paling disukai oleh virus dan bakteri, sedangkan virus dan bakteri ini adalah penyebab utama penyakit kulit dan peradangan. Selain itu, pembersihan zat-zat kotor yang berasal dari dalam tubuh ini juga dapat membantu tugas ginjal. Ginjal adalah organ tubuh yang bertugas membuang zat-zat racun lewat kencing. Ketika tugas ini telah dibantu oleh pembuluh darah, maka tugas ginjal akan berkurang. Hal ini akan meminimalisir resiko terkena penyakit ginjal.

Wudhu juga dapat mempermudah regenerasi kulit dan selaput lendir karena ketika sel-sel kulit mati mengelupas, maka air wudhu akan langsung membersihkannya. Tugas kulit dan selaput lendir adalah menghancurkan penyakit yang akan menggerogoti tubuh. Dengan bersihnya kulit dan selaput lendir ini, maka tubuh tidak akan mudah terserang penyakit karena kulit dan selaput lendir yang menjadi gugus depan perlindungan tubuh dapat menjalankan tugas dengan baik.

  1. Manfaat Pelaksanaan Wudhu terhadap Kesehatan

Dalam kaitannya dengan kesehatan, pelaksanakan wudhu banyak sekali manfaatnya. Ketika berkumur-kumur, berarti kita telah mengeluarkan kotoran dan bakteri yang berasal dari sisa-sisa makanan yang berada di mulut. Jika tidak dibersihkan, kotoran dan bakteri ini akan menyebabkan berbagai penyakit yang ringan, maupun serius.

Hal ini seperti yang dikatakan B. Ginting, seorang dokter gigi, bahwa, ”Gigi berlubang disebabkan oleh bakteri stapilokokus dan bakteri streptokokus serta pengasaman kotoran sisa makanan yang melekat pada gigi.”[16] Selain itu, dokter gigi, Lita Darmawan juga mengatakan bahwa, ”Bakteri yang masuk ke dalam darah ini akan menempel pada lapisan lemak di pembuluh darah jantung dan plak di area sekitarnya semakin tebal. Akibatnya aliran darah terganggu dan tersumbat.”[17] Tersumbatnya aliran darah ini akan dapat mengganggu kerja jantung dan akan membahayakan organ-organ lain, karena organ-organ itu akan kekurangan makanan yang seharusnya dibawa oleh aliran darah.

Dari kedua pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa penyakit yang disebabkan oleh mulut dan gigi tidak bersih bukan hanya penyakit ringan, seperti pilek, gigi berlubang dan karies gigi. Tetapi mulut dan gigi yang tidak bersih ini juga dapat menyebabkan penyakit berat, seperti penyakit jantung, dipteri, dan radang paru. Hal ini diperkuat oleh pendapat Plinius, seorang Bacteriolog, yang mengatakan bahwa:

Pada bekas air cuci mulut atau berkumur itu terdapat bibit penyakit yang tidak kurang dari 40 milliar, yang terdiri dari bermacam-macam bibit penyakit, seperti baksil vibrio, spiril, coccus, dan diantaranya terdiri dari penyakit diploccus, steptococcus, staphyococcus, protozoa, spitochaeta, dan virus. Disamping itu berbagai penyakit yang melewati selaput lendir, mulut dan hidung adalah salesma atau pilek, Agina, Dypteria, Bronchitis, pneomonia (radang Paru), tubercolose, pertussis (batuk rajang), Tussisconsulviva, dan influenza.[18]

Bakteri ini apabila tidak dibersihkan akan membahayakan kesehatan manusia. Misalnya bakteri yang berada di gigi akan membuat gigi berlubang dan karies gigi. Selain itu, pada tubuh yang rentan/lemah, bakteri ini akan dengan mudah menelusup ke dalam pembuluh darah dan menyebar kemana-mana.

Dengan demikian, benarlah bahwa berkumur dapat mencegah berbagai macam penyakit yang berasal dari bakteri di dalam mulut, misalnya gigi berlubang, penyakit jantung, dipteri, bronkitis, radang paru, dan lain-lain. Dengan berkumur-kumur pada saat berwudhu, bakteri yang ada di dalam mulut akan dikeluarkan, sehingga tidak sampai mengganggu kesehatan seseorang.

Dalam berwudhu, kita juga dianjurkan untuk melakukan istinsyaq dan istintsar. Istinsyaq dan istintsar ini bertujuan untuk membersihkan hidung dari berbagai kotoran, virus, dan bakteri yang berada dalam lubang hidung. Hal ini dkarenakan hidung merupakan alat pernafasan yang digunakan untuk menghirup udara dari luar. Sementara itu, udara yang kita hirup belum tentu bebas dari kotoran, virus, dan bakteri. Oleh karena itu, dalam hidung terdapat bulu hidung dan selaput lendir yang bertugas menyaring udara yang masuk, sehingga kotoran, virus, dan bakteri itu menempel pada bulu-bulu hidung dan tidak ikut masuk ke dalam paru-paru.

Kotoran, virus, dan bakteri yang menempel dalam bulu-bulu hidung itu harus cepat dibersihkan sebelum mengganggu kesehatan seseorang. Oleh karena itu, benarlah jika ketika berwudhu kita dianjurkan untuk melakukan istinsyaq dan istintsar sebanyak tiga kali agar kotoran, virus, dan bakteri yang berada di dalam lubang hidung tersebut ikut keluar. Hal ini diperkuat oleh pendapat Bahar Azwar yang menjelaskan bahwa:

Wudhu dapat membersihkan hidung, tenggorokan, dan pintu tuba eustachius, jalan ke telinga. Ia merupakan penangkal utama Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), penyakit yang terbanyak di Indonesia; Tubercolosa (TBC) paru yang masih sering ditemukan; dan berbagai infeksi daerah telinga, hidung, dan tenggorokan. Selain itu, ia dapat mengenal kanker nofasaring secara dini, yang banyak ditemukan di Indonesia.[19]

Senada dengan itu, Akbar kelola dalam bukunya Nikmatnya Shalat Bersama Rasulullah juga mengatakan bahwa, “Memasukkan air ke hidung dapat menghilangkan 11 bakteri membahayakan yang ada dalam hidung, yang menjadi sebab penyakit saluran nafas, radang paru-paru, penyakit rongga hidung, dan lain-lain.”[20] Muhammad salim juga mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa:

Jika seseorang memasukkan air ke hidung sekali saja ketika berwudhu, maka hal itu dapat membersihkan hidung dari separuh kuman. Sedangkan memasukkan air dua kali, dapat menambah 1/3 kebersihan hidung. Dan jika seseorang memasukkannya atau menghirup air sampai tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman.[21]

Dari beberapa pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa istinsyaq dan istintsar sebanyak tiga kali dapat membuat hidung benar-benar bersih dan terbebas dari kotoran, virus, dan bakteri penyebab berbagai penyakit. Dengan hilangnya kotoran, virus, dan bakteri yang berada dalam lubang hidung tersebut, maka penyakit yang disebabkan oleh masuknya bakteri dari lubang hidung, seperti infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), radang paru-paru, infeksi daerah telinga, hidung, dan tenggorokan ini akan terhindari.

Muhammad Syafi’ie El-Bantanie dalam bukunya Dahsytanya Terapi Wudhu, mengutip pendapat M. Hembing Wijayakusuma, bahwa:

Telinga terdiri dari dua satuan fungsional, yaitu sebagai alat pendengaran dan sebagai bagian dari sistem keseimbangan tubuh. Mengusap telinga setiap berwudhu akan menghasilkan rasa lebih sensitif terhadap getaran suara yang ditangkap oleh sel-sel pendengaran yang berbentuk rambut-rambut halus.”[22]

Senada dengan hal itu, Hilmi Al-Khuli mengatakan bahwa: Mengusap telinga berguna untuk menghilangkan debu yang menempel atau kotoran dari udara yang menumpuk dan menempel pada zat lilin yang dikeluarkan oleh telinga. Penumpukan tersebut dapat menyebabkan lemahnya pendengaran, bahkan peradangan telinga yang bila menyebar ke bagian dalam dapat mengacaukan keseimbangan tubuh karena telinga bagian dalam menjadi pusat keseimbangan tubuh.[23]

Dari kedua pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa mengusap telinga akan membersihkan kotoran yang menempel di telinga, sehingga dapat mencegah lemahnya pendengaran dan peradangan pada telinga. Dengan begitu, sistem keseimbangan tubuh tidak akan terganggu. Sapuan terhadap telinga dengan intensitas tekanan yang optimal, akan meningkatkan imunoglobullin (kekebalan tubuh) dan dapat mencegah berbagai serangan virus, seperti virus influenza.

Kayfiat wudhu yang lain adalah membasuh wajah, membasuh telapak tangan sampai siku, mengusap kepala, mengusap telinga, dan membash kaki. Dalam kaitannya dengan sistem syaraf, sebagian besar titik syaraf manusia berada pada anggota wudhu tersebut. Titik syaraf ini berhubungan dengan organ-organ lain dalam tubuh manusia. Apabila titik syaraf ini dipijat, maka organ-organ tersebut akan terefleksi. Inilah yang dikatakan bahwa wudhu bisa dijadikan sarana untuk pijat refleksi..

Para ahli mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang banyaknya titik refleksi yang berada pada anggota wudhu,. Ahmad Fathoni El-Kaysi mengatakan bahwa, “Jika wudhu dilakukan dengan benar, maka 182 titik-titik daerah terapi terefleksi.[24] Kus D. Hadiprayitno, dalam bukunya Refleksiologi, mengatakan bahwa, “Titik refleksi pada bagian tangan dan kaki itu mencapai 67 buah.”[25] Sedangkan J.H. Tarumetor Tairas, dalam bukunya Refleksologi, Penyembuhan Penyakit Dengan Pijat Pembuluh Darah Dan Pusat Syaraf mengatakan bahwa, “Titik-titik sentra refleks pembuluh darah dan syaraf bertumpu di kaki dan tangan yang berjumlah miniml 91 titik yang dapat diformulasikan untuk mengobati sekitar 170 jenis penyakit.”

Meskipun para ahli berbeda pendapat tentang banyaknya titik syaraf yang terdapat pada anggota wudhu, tetapi mereka tetap setuju bahwa dalam anggota wudhu terdapat banyak titik refleksi yang berhubungan dengan organ-organ lain dalam tubuh manusia. Dengan membasuh sambil memijat titik-titik yang berada pada anggota wudhu tersebut, akan bisa mencegah dan mengobati penyakit-penyakit yang berhubungan dengan organ-organ lain tersebut.

Menurut Sunyoto, ahli pijat refleksi, “Terapi penyembuhan dengan pijat refleksi ini bertujuan untuk menstimulasi peredaran darah yang akan membawa makanan ke organ yang bersangkutan, serta mengangkut sisa pembakaran/endapan kotoran.”[26] Dengan lancarnya peredaran darah tersebut, maka organ-organ tidak akan kekurangan makanan, sehinga dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Sebagai gambaran cara kerja wudhu sebagai pijat refleksi adalah sebagai berikut:

Tatkala otot-otot tubuh lemah secara langsung akan mengakibatkan jaringan otot-otot yang berada di telapak kaki atau tangan menjadi lemah atau rusak. Akibatnya, tulang telapak kaki atau tangan tidak berada pada sendi yang semestinya. Hal ini kemudian akan berpengaruh pada posisi titik-titik syaraf yang kemungkinan akan bergeser secara otomatis akan mempengaruhi distribusi darah ke seluruh bagian tubuh. Karena darah merupakan zat yang membawa semua kebutuhan yang diperlukan bagi tubuh dan membuang racun yang berbahaya bagi tubuh, maka ketika alirannya terganggu secara langsung kesehatan dan komdisi tubuh akan terganggu.[27]

Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudlu. Ia mengemukakan bahwa, “Pusat-pusat syaraf yang paling peka yaitu sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menghubungkan hikmah wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut.”

Imam Musbikin dalam bukunya Wudhu sebagai Terapi juga memberikan contoh-contoh berbagai penyakit dan cara penyembuhannya dengan memijat pada daerah refleksi tertentu. Beliau juga menyebutkan bahwa memijat daerah refleksi bisa melancarkan sirkulasi darah pada organ yang bersangkutan, sehingga peyakit yang berhubungan dengan organ itu bisa disembuhkan.

Sementara itu, Ahli terapi alternatif, Sholeh Gisymar, dalam bukunya Terapi Wudhu menyamakan proses wudhu dengan proses pijat refleksi sistem terapi zona. Hal ini dikarenakan ketika seseorang berwudhu maka ia telah melakukan pemijatan pada tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu seperti halnya proses pemijatan terapi zona. Selain itu, sebagian besar titik refleksi juga terdapat pada anggota wudhu, yakni sekitar 182 titik. Beliau memberikan contoh cara berwudhu yang bisa merefleksi anggota wudhu yang dibasuh sehingga bisa mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan titik refleksi pada anggota wudhu. Beliau juga menunjukkan contoh beberapa penyakit yang terefleksi ketika berwudhu, antara lain radang paru-paru, tekanan darah tinggi, tumor, kanker, diabetes, migarain, dan maag.

Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa membasuh anggota wudhu disertai dengan pemijatan pada titik-titik tertentu akan melancarkan aliran darah kita dan dapat merefleksi organ-organ yang bersangkutan. Dengan lancarnya aliran darah terebut, maka dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan organ-organ tertentu.

BAB III

ANALISISA DAN PENEMUAN

Para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban tertib dalam berwudhu sesuai dengan urutan pada ayat Al Quran. Segolongan ulama mutaakhirin dari pengikut Malik, Abu Hanifah, Tsauri, dan Dawud berpendapat bahwa tertib yang disebutkan dalam ayat itu berkonotasi sunnat. Sedangkan menurut Syafi’i, Ahmad, dan Abu Ubaid, tertib tersebut mengadung arti kewajiban sesuai dengan urutan yang ada dalam Al Quran.

Surah Al-Maidah ayat 6 menyebutkan perintah berwudhu ketika ingin shalat, sekaligus menyebutkan tatacaranya, yaitu “faghsiluu wujuuhakum wa-aydiyakum ila l-maraafiqi wamsahuu biru-uusikum wa-arjulakum ila l-ka’bayn”. Di ayat tersebut disebutkan secara berurutan anggota badan yang wajib dibasuh dan/atau diusap, yaitu: (1) wajah, (2) tangan, (3) kepala, dan (4) kaki. Inilah diantara penyebab terjadinya perbedaan pendapat di kalangan ulama, yaitu; penafsiran terhadap kata penghubung ‘wawu athaf’ yang berarti ‘dan’ itu mengandung fungsi ganda. Yakni dapat difungsikan sebagai penghubung antara satu perbuatan dengan perbuatan lain secara tertib dan bisa juga secara tidak tertib. Fungsi tersebut sudah sering digunakan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, para ahli nahwu terbagi menjadi dua aliran. Aliran Basrah mengatakan bahwa penghubung ‘wawu athaf’ itu tidak menunjukkan arti berurutan (tertib), tapi hanya menunjukkan ‘adanya perbuatan’ itu. Sedang menurut aliran Kufah, penghubung itu menunjukkan arti ‘berurutan’ (tertib).

Terlepas dari perbedaan perbedaan perdapat tersebut bahwa ada hikmah dibalik perintah tertib dalam melaksanakan wudhu ini. Bahwa hendaknya melakukan apapun dimulai dengan urut-urutan yang telah ditentukan dan kita harus mematuhinya. Seperti halnya wudhu dimulai dengan hal kesunahan yaitu membasuk tangan, berkumur, membasuk wajah, sampai pada membasuk telapak kaki. Dan ternyata ada hikmah lain yang penulis temukan setelah melakukan penelitian dan kesimpulan dari hasil membaca beberapa literatur kesehatan, bahwa tertib dalam wudhu itu memiliki hikmah juga untuk kesehatan tubuh kita, akan penulis paparkan pada pembahasan dibawah ini.

Wudhu merupakan salah satu kewajiban atau kebutuhan yang dilakukan seorang muslim setiap hari, dan memiliki manfaat bagi tubuh kita sesuai dengan pembahasan diawal agar tubuh terhindar dari berbagai penyakit. Wudhu juga merupakan cara terbaik dan mudah dalam relasasi diri dari kepenatan yang dilakukan setiap harinya. Namun yang belum diketahui dan belum ada pembahasannya adalah hikmah dan manfaat yang terkandung dalam urutan (tertib) wudhu terhadap kesehatan, diantaranya yaitu akan menjauhkan dari penyakit influenza/masuk angin dan juga stroke. Hal ini dapat terjadi karena tidak melakukan tahapan tertib dalam berwudhu secara benar.

Kalau kita tidak melakukan wudhu secara tertib menjadikan hawa panas tubuh terperangkap di dalam badan yang akan mengakibatkan keseimbangan hawa panas dalam tubuh dan hawa dingin menjadi terganggu, sehingga menimbulkan penyakit Influenza. Karena pertarungan antara hawa panas dan dingin secara spontan tanpa didahului dengan pemanasan. Yang lebih fatal lagi adalah pembengkakan pembulu darah dan akan mengakibatkan stroke dan kematian.

Apabila selama ini kita sering menderita penyakit influenza dan masuk angin, cobalah kita melakukan wudhu dengan cara melakukan kesunahan wudhu dan tertib dalam berwudhu. Panduan tata cara urutan wudhu yang baik dan benar, sebagai berikut:

  1. Mencuci / membasuh kedua telapak tangan tiga kali sambil membaca basmalah.
  2. Membersihkan mulut dan lubang hidung, masing-masing sebanyak tiga kali.
  3. Membasuh muka sebanyak tiga kali sambil mengucapkan doa niat wudhu.
  4. Mencuci / membersihkan tangan kanan dan kiri, mulai dari ujung jari hingga pangkal / batas siku, masing-masing sebanyak tiga kali.
  5. Mengusap kepala mulai dari dahi hingga batas rambut.
  6. Menyapu / membersihkan kedua telinga mulai bagian daun telinga bawah dan menuju bagian atas.
  7. Mencuci / membersihkan kaki kanan dan kiri, mulai dari ujung jari merata hingga mata kaki, masing-masing sebanyak tiga kali.

Tahapan awal adalah mencuci tangan. Mencuci tangan sebelum melakukan kumur atau memasukkan air kehidung akan memberikan kebersihan yang maksimal, sesuai dengan anjuran kesehatan ketika ingin melakukan sesutu hendaknya tangan dalam keadaan bersih. Membersihkan tangan dan bagian rongga tubuh mempunyai maksud agar panas tubuh terangkat ke bagian atas tubuh dan akhirnya terbuang keluar melalui lubang atau rongga tubuh bagian atas seperti hidung, mulut, mata dan telinga

. Lalu pada saat menyiram bagian wajah biasanya akan terasa merinding atau kita merasakan sangat dingin. Hal itu dikarenakan bergeraknya hawa panas tubuh dari bagian bawah badan kearah bagian sensitif atas manusia seperti kening, mulut, hidung dan telinga.

Tubuh manusia memiliki regulasi yang tinggi karena terdapat thermo regulator (pengatur suhu) di otak. Ketika suhu tubuh panas, maka otak akan memerintahkan pembuluh darah untuk melebar agar terjadi penguapan dan penurunan suhu. Sebaliknya, otak akan memerintahkan pembuluh darah menyusut bila tubuh kedinginan.

Bila pembuluh darah yang sedang melebar karena kepanasan tiba-tiba disiram air dingin, maka bisa menyebabkan pembuluh darah pecah. Jika hal tersebut terjadi di pembuluh darah otak, maka bisa menyebabkan stroke. Hal yang sama juga terjadi ketika pembuluh darah yang sedang menyusut diguyur dengan air panas. Maka wudhu harus urut jangan sampai kita mengusap kepala terlebih dahulu sebelum tubuh ini bisa menyesuaikan dengan air yang dingin tersebut.

Kondisi ini juga sering terjadi pada orang yang suka mandi uap. Jika selesai mandi uap yang panas kemudian langsung masuk ruangan AC, maka orang tersebut bisa pingsan. Perubahan suhu yang tiba-tiba bisa membahayakan pembuluh darah. Jadi orang yang memiliki penyakit jantung, hipertensi, ada masalah dengan pembuluh darah atau isi darahnya sendiri, harus hati-hati dengan perubahan suhu yang tiba-tiba. Oleh karena itulah disyariatkan untuk tertib untuk menghindari risiko kaget, dan disarankan saat udara terlalu dingin atau panas dan suhu tubuh sedang dalam kondisi sebaliknya, maka perlu memberikan tubuh penyesuaian terlebih dahulu.

Bila kita menerapkan aturan wudhu ini (tertib) secara benar dan sesuai dengan anjuran Islam secara terus menerus, maka kita akan merasakan manfaatnya. Badan terasa segar dan ringan dalam bergerak serta terhindar dari penyakit influenza, masuk angin dan stroke.

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Manfaat air wudhu terhadap kesehatan adalah sama seperti manfaat hidroterapi, yaitu memperlancar peredaran darah dan mencegah tersumbatnya aliran darah, serta membuka dan melebarkan pembuluh darah sehingga memungkinkan jaringan-jaringan dalam tubuh dibersihkan dengan darah yang masih banyak mengandung oksigen. Selain itu, basuhan air wudhu membuat darah langsung bereaksi sehingga bisa bekerja lebih cepat dan gesit mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Lancarnya peredaran darah ini membuat tugas jantung menjadi ringan, sehingga akan memperkecil resiko terkena penyakit jantung.
  2. Manfaat wudhu terhadap kesehatan kulit adalah membersihkan kulit dari berbagai debu, kotoran, virus, dan bakteri baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh sehingga proses ekskresi melalui kulit menjadi lancar. Hal ini akan memperingan kerja ginjal, sehingga akan memperkecil resiko terkena penyakit ginjal. Selain itu, bersihnya kulit dapat mempermudah regenerasi kulit serta dapat mencegah terkena penyakit kulit dan peradangan, sehingga kulit dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Guyuran air wudhu juga dapat menyeimbangkan asam basa (pH) pada kulit yang berperan dalam memproteksi tubuh dan membatasi perkembangan kuman yang akan menimbulkan penyakit.
  3. Manfaat cara wudhu terhadap kesehatan adalah dapat membersihkan berbagai kotoran, virus, dan bakteri yang berada di telinga, hidung, mulut dan gigi, serta dapat mempermudah regenerasi selaput lendir sehingga dapat mencegah berbagai penyakit yang masuk melalui telinga, hidung dan mulut, baik penyakit yang ringan maupun penyakit yang serius. Selain itu, kebanyakan titik refleksi berada pada anggota wudhu.
  4. Kami berpendapat untuk pencegahan terjangkit influenza dan stroke dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk memperbarui wudhu setiap saat dengan banar dan tertib anggota yang dibasuh.


DAFTAR PUSTAKA

Akrom, Muhammad, Terapi Wudhu; Sempurna Shalat, Bersihkan Penyakit, Yogyakarta: Mutiara Media, 2010

Azwar, Bahar, Fikih Kesehatan; Dari Ibadah, Pengobatan, sampai Penyakit Flu Burung, Jakarta: Quantum Media, 2005

Chaitow, Leon, Hydrotherapy, Water Therapy, for Health dan Beautiful (Terapi Air Untuk Kesehatan dan Kecantikan), terj. Sudarmaji, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2002

Darmawan, Lita, Cara Instan Membuat Gigi Sehat dan Cantik dengan Dental Cosmetics + Kiat Merawat Gigi yang Tepat dan Efektif, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007

Daud Al-Sijistani, Abu, Sunan Abu Daud Jilid I, Beirut: Dārul Kitab Al-Arabi, t.t

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: CV.Toha Putra, 1989

Emoto, Masaru, The Miracle of Water (Mu’jizat Air), terj. Susi Purwoko, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007

Fathoni El-Kaysi, Ahmad Berobat dengan Wudlu; Mencegah dan Mengobati Berbagai Penyakit dengan Wudlu, Yogyakarta: Cakrawala, 2010

Ginting, B., Mulut Sehat Gigi Kuat, Bandung: Indonesia Publishing House, 1985

Gisymar, Sholeh, Terapi Wudhu: Kiat Sehat, Murah dan Berkah Melalui Hidroterapi dan Pijat Refeleksi. Surakarta: NUUN, 2008

Hasanuddin, Oan, Mukjizat Berwudhu. Jakarta: Qultum Media, 2007

Hilmi Al-Khuli, Menyingkap Rahasia Gerakan-Gerakan Sholat; Keajaiban Gerakan-Gerakan Sholat terhadap Kesehatan Psikologis dan Fisik Manusia, Yogyakarta: DIVA Press, 2008

Ibrahim Al-Bajuri, Al-Bajuri ‘Ala Ibn Qasim, Surabaya: Maktabah Hidayah, t.t.

Kelola, Akbar, Nikmatnya Shalat Bersama Rasulullah, Yogyakarta: Elangit7, 2008

Muhammad Ibn Isa Abu At-Tirmdzi al-Silmi, Al-Jami’ al- Shahih Sunan Al-Tirmidzi Jilid I, Beirut: Dār Ihyā’ al-Tirots Al-‘Arabi, t.t.

Muhyidin, Muhammad, Misteri Energi Wudhu: Keajaiban Fadhilah Energi Wudhu terhadap Kekuatan Fisik, Emosi dan Hati Manusia. Jogjakarta: DIVA Press, 2007

Sunyoto, Pijat Refleksi I, Semarang: Dahara Prize, 2006

Supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004

Syafi’ie El-Bantanie, Muhammad, Dahsyatnya Terapi Wudhu, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010

W. Al-Hafidz, Ahsin, Fikih Kesehatan, Jakarta: Amzah, 2007



[1] Ibrahim Al-Bajuri, Al-Bajuri ‘Ala Ibn Qasim, (Surabaya: Maktabah Hidayah, t.t), hal. 45

[2] Supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal, 4

[3] Muhammad Akrom, Terapi Wudhu; Sempurna Shalat, Bersihkan Penyakit, (Yogyakarta: Mutiara Media,2010), hal. 17

[4] Supiana dan Karman, Materi Pendidikan…, hal. 4

[5] Muhammad Ibn Isa Abu At-Tirmdzi al-Silmi, Al-Jami’ al- Shahih Sunan Al-Tirmidzi Jilid I, (Beirut: Dār Ihyā’ al-Tirots Al-‘Arabi, t.t.), hal. 110

[6] Abu Daud Al-Sijistani, Sunan Abu Daud Jilid 2, (Beirut: Dārul Kitab Al-Arabi, t.t.), hal. 230

[7] Hasanuddin, Mukjizat Berwudhu…, hal. 31

[8] Masaru, Emoto, The Miracle of Water (Mu’jizat Ai)r, terj. Susi Purwoko, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal. 9

[9] Ibid., hal. 62-63

[10] Chaitow, Hydrotherapy..., hal. 16-17

[11] Muhyidin, Misteri energi Wudhu..., hal. 107

[12] Gisymar, Terapi Wudhu…, hal. 53

[13] Azwar, Fikih Kesehatan, hal. 9

[14] Al-Khuli, Menyingkap Rahasia..., hal. 81

[15] Akrom, Terapi Wudhu…, hal. 106-107

[16] Ginting, Mulut Sehat Gigi Kuat…, hal. 21

[17] Darmawan, Cara Instan..., hal. 29

[18] Al-Hafidz, Fikih Kesehatan.., hal. 84

[19] Azwar, Ketika Dokter..., hal. 32

[20] Kelola, Nikmatnya Shalat…, hal. 5

[21] Akrom, Terapi Wudhu..., hal. 110

[22] El-Bantanie, Dahsyatnya Terapi Wudhu..., hal. 69

[23] Al-Khuli, Menyingkap Rahasia Gerakan..., hal. 78

[24] El-Kaysi, Berobat dengan Wudhu..., hal. 66

[25] Mutia Purwanti, Pengobatan Timur, SEFT dan Terapy Hati”, dalam http://terapyhati.com/artikel-kesehatan/, diakses tanggal 20 April 2010

[26] Sunyoto, Pijat Refleksi I, (Semarang: Dahara Prize, 2006), hal. 4

[27] Gisymar, Terapi Wudhu..., hal. 96-97

Go to top