BERIKANLAH PUJIAN

Dr. H. Uril Bahruddin, MA

Terlepas dari apakah termasuk riya’ atau tidak, hampir sebagian besar perilaku yang kita lakukan dalam kehidupan ini tujuannya adalah untuk orang lain dan bukan untuk diri kita sendiri. Ketika kita diundang untuk menghadiri resepsi pernikahan seorang kawan, kemudian kita memakai baju yang paling baik, tidak lain tujuannya adalah agar orang lain melihat dan kagum terhadap bagusnya baju yang kita pakai, dan bukan untuk diri kita sendiri. Selanjutnya kita merasa senang apabila benar-benar ada orang yang kagum dengan baju yang kita kenakan.
Ruang tamu rumah kita, setiap orang berusaha agar ruangan itu menjadi tempat yang paling indah diantara ruangan-ruangan lain di rumahnya. Tujuannya jelas untuk orang lain, yaitu para tamu yang masuk di ruangan itu. Buktinya, jika dibandingkan dengan ruang untuk keluarga misalnya, atau kamar mandi, maka ruang tamu biasanya dibuat dalam bentuk yang paling indah. Demikian pula makanan untuk tamu, tentunya setiap orang berusaha untuk menyajikan yang paling lezat dan dengan cara yang paling bagus. Kemudian kita merasa senang kalau kawan kita yang datang memuji indahnya sofa di ruang tamu dan lezatnya makanan yang kita sajikan.
Oleh karena itu, apabila kita mengharapkan perlakukan baik dari orang lain terhadap diri kita, maka cara yang paling tepat adalah hendaknya kita terlebih dahulu memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh mereka. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw. pernah bersabda: “Hendaklah seseorang memberi orang lain apa yang dia suka untuk diberikan kepadanya”.
Jika kita melihat saudara kita memakai baju indah, jangan lupa menyapanya serta memberikan pujian atas indahnya baju yang dipakai. Ucapkanlah: “Mā syā’a Allah,luar biasa, terlihat sangat anggun dan serasi paduan warnanya. Ketika kita bertemu seorang kawan, yang kebetulan dia memakai parfum yang sangat menarik. Jangan lupa kita berikan pujian kepadanya, katakanlah: “Subhalallah, luar biasa harumnya, seperti pengantin baru saja”.
Ketika kita diundang makan oleh kawan kita, jangan lupa kita berikan apresiasi terhadap makanan yang disajikan. Bisa jadi istrinya atau ibunya telah menghabiskan sekian lama waktu untuk menyiapkan makanan tersebut yang secara khusus disajikan kepada para undangan termasuk kita. Maka sampaikan pujian kepadanya, pasti dia akan merasakan senang karena kita betul-betul menikmati makanan itu.
Ketika kita hadir di sebuah forum, kita lihat salah seorang kawan kita sedang berbicara di hadapan para hadirin. Tema yang dibicarakan sangat menarik dan cara penyajiannya juga luar biasa, hingga semua yang hadir terlihat antusias dengan pidatonya. Jangan lupa, sampaikan apresiasi kepadanya. Setelah selesai acara, temui dia dan gandeng tangannya seraya kita bisikkan ucapan yang indah: “Subhanallah, luar biasa, cara penyampaian anda sangat bagus sekali, forum jadi hidup”.
Hendaknya kita menjadi orang mudah menyampaikan pujian terhadap sesuatu yang kita saksikan dari kawan kita, mudah menyampaikan kekaguman dari setiap perilaku yang menarik dari kawan kita. Bukankan setiap hari kita menyaksikan berbagai peristiwa baik yang terjadi pada orang lain. Ada sejumlah kawan yang telah menyelesaikan studinya, ada kawan yang baru saja menyudahi masa lajangnya, ada kawan yang baru dikaruniai seorang putra, ada kawan yang baru saja menempati rumah baru, ada kawan yang baru saja membeli mobil. Mereka semua, jelas menantikan apresiasi dan pujian dari kita.
Mungkin ada diantara kita yang mengatakan, bahwa peristiwa seperti itu adalah hal yang biasa, setiap hari pasti kita saksikan kejadian-kejadian seperti itu. Memang hal itu adalah sesutau yang biasa, namun jika kita lakukan dan kita sampaikan apresiasi dan pujian dari kita, akan berdampak luarbiasa bagusnya bagi persaudaraan kita. Suatu ketika, ada seorang kawan yang memberi hadiah buku kepada saya, kebetulan buku itu adalah salah satu karyanya. Saya katakan kepadanya: “Subhanallah, luar biasa buku ini, buku semacam ini sangat jarang sekali, saya belum pernah menemukannya”. Dampak dari apresiasi tersebut, tiga hari kemudian, dia datang dengan membawa sejumlah buku-buku baru lagi dan menghadiahkannya kepada saya.
Mudah memberi apresiasi dan pujian kepada sahabat dan kawan adalah perilaku mulia yang telah diajarkan oleh baginda nabi Muhammad saw. Misalnya salah seorang sahabat yang bernama Abdurrahman bin ‘Auf, setelah hijrah ke Madinah, dengan bermodal pengalaman berdagang ketika tinggal di Makkah, maka dalam waktu yang relatif singkat dia menjadi orang yang kaya di Madinah. Suatu hari dengan memakai pakaian dan parfum yang bagus datang menghadap Rasulullah saw. Sebelum menyampaikan maksud kedatangannya Rasulullah terlebih dahulu menangkap sinyal dan mengapresiasi kedatangannya seraya menyapanya: “Ada berita baru apa wahai Abdurrahman bin ‘Auf?”. Dia menjawab: “Saya telah menikah dengan seorang wanita dari kaum Anshar, ya Rasulullah”.
Senang sekali Abdurrahman bin ‘Auf dengan apresiasi yang disampaikan oleh Rasulullah, meskipun hanya sekedar bertanya tentang berita baru darinya. Selanjutnya Rasulullah menganjurkan untuk membuat walimah atas pernikahannya, beliau bersabda: “Buatlah walimah, meskipun dengan seekor kamping”. Kemudian beliau mendoakan barakah atas pernikahan Abdurrahman bin ‘Auf dengan wanita Anshar tersebut.
Demikianlah manusia, sehebat apapun, tetaplah dia manusia yang masih membutuhkan apresiasi dan pujian.. Wallahu a’lam.
===============
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Go to top