Karakteristik Lahan Pasca Penambangan
Kegiatan pertambangan mempunyai karakteristik lahan yang khas dibandingkan dengan karakteristik kegiatan lainnya, terutama menyangkut sifat, jenis dan lokasinya. Kegiatan pertambangan melibatkan eksploitasi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan sering ditemukan pada lokasi- lokasi yang terpencil. Selain itu pembangunan membutuhkan investasi yang besar terutama untuk membangun fasilitas infrastruktur. Karakeristik yang penting lainnya bahwa jumlah cadangan sumberdaya alam tidak dapat diketahui dengan pasti, pasar dan harga sumberdaya mineral menyebabkan industri pertambangan dioperasikan pada tingkat resiko yang tinggi baik dari segi aspek fisik, perdagangan, sosial ekonomi maupun aspek politik.
Kekurangan hara merupakan pembatas untuk pertumbuhan tanaman pada lahan pasca tambang. Menurut Powel et al. (1977) dalam Badri (2004), fosfor (P) tersedia sangat rendah untuk tanaman dan ini dapat diperbaiki dengan pemberian
56-112 kg pupuk P per hektar yang diberikan sebelum penanaman. Ketersediaan hara N pada tanah gusuran tambang, umumnya sangat rendah, walaupun pada beberapa tempat memiliki jumlah N total yang relatif tinggi. Penambangan mengakibatkan hara tanah terganggu sedangkan kelarutan unsur- unsur yang meracun meningkat.
Kegiatan penambangan terdapat dua jenis yaitu (Sitorus, 2000) :
1. Penambangan permukaan (surface/ shallow mining ), meliputi tambang terbuka, penambangan dalam jalur dan penambangan hidrolik.
2. Penambangan dalam (subsurfarce/ deep mining).
Kegiatan penambangan terbuka (open mining) dapat mengakibatkan gangguan seperti :
1. Menimbulkan lubang besar pada tanah.
2. Penurunan muka tanah atau terbentuknya cekungan pada sisa bahan galian yang dikembalikan kedalam lubang galian.
3. Bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock fliling dapat
mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun dapat tercuci ke daerah hilir.
4. Mengganggu proses penanaman kembali reklamasi pada galian tambang yang ditutupi kembali atau yang ditelantarkan terutama bila terdapat bahan beracun, kurang bahan organik/humus atau unsur hara telah tercuci.
Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Aneka Tambang Tbk dan
yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Yudistira Bumi Bhakti adalah sistem tambang terbuka (Open Cut Mining) dengan membuat jenjang (Bench) sehingga terbentuk lokasi penambangan yang sesuai dengan kebutuhan penambangan. Metode penggalian dilakukan dengan cara membuat jenjang serta membuang dan menimbun kembali lapisan penutup dengan cara back filling dan dengan sifat selective mining yang diterapkan per blok penambangan serta menyesuaikan kondisi penyebaran bijih nikel, (Suhala et al., 1995).
Setiadi (1999), mendefinisikan revegetasi sebagai suatu usaha manusia untuk memulihkan lahan kritis di luar kawasan hutan dengan maksud agar lahan tersebut dapat kembali berfungsi secara normal, sedangkan Parotta (1993) dalam Latifa (2000), menyatakan bahwa reklamasi dengan spesies-spesies pohon dan tumbuhan bawah yang terpilih dapat memberikan peranan penting dalam mereklamasi hutan tropika. Reklamasi dengan jenis-jenis lokal dan eksotik yang telah beradaptasi dengan kondisi tempat tumbuh yang terdegradasi dapat memulihkan kondisi tanah dengan menstabilkan tanah, penambahan bahan-bahan organik dan produksi serasah yang dihasilkan sebagai mulsa untuk memperbaiki keseimbangan siklus hara dalam tanah reklamasi.
Selanjunya Setiawan (1993) dalam Latifa (2000), mengemukakan sya rat- syarat tanaman penghijauan ataun reklamasi sebagai berikut :
1. Mempunyai fungsi penyelamatan tanah dan air dengan persyaratan tumbuh
yang sesuai dengan keadaan lokasi, baik iklim maupun tanahnya.
2. Mempunyai fungsi mereklamasi tanah.
3. Bernilai ekonomis baik dimasa yang akan datang dan disukai masyarakat.
4. Hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Kendala dalam melakukan aktivitas reklamasi lahan pasca penambangan adalah kondisi tanah yang marginal bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi ini secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi masalah tersebut maka karakteristik fisik, kimia dan biologi tanah perlu diketahui.