Strategi Pembinaan Mental Generasi Muda
Dalam pembentukan kepribadian yang mengarah pada kepribadian yang Islami, ada beberapa strategi yang harus ditempuh di sekolah, antara lain
a). Tindakan Prefentif / Pencegahan
1. Dengan memberikan pendidikan aqidah atau tauhid
Dalam setiap gerak manusia pasti ada sesuatu yang mendasarinya, mustahil manusia bergerak tanpa ada sesuatu yang mendorongnnya. Begitu juga dalam Islam sebagai suatu konsep dalam kehidupan, mempunyai landasan atau prinsip yang khas dari agama-agama lain, prinsip tersebut dikenal dengan istilah ‘ Aqidah Tauhid ‘. Landasan inilah yang mendasari sikap, gerak dan pola pikir setiap muslim. Pendidikan tauhid sebagai landasan hidup harus diberikan kepada generasi muda sedini mungkin, karena bila tauhid atau dengan kata lain iman telah tertanam dengan kuat dalam dirinya maka ia tidak akan mudah tergoda oleh arus negatif dari perkembangan zaman yang begitu dahsyatnya, selain itu juga dengan kekuatan tauhid atau iman yang kuat sebagai kontrol terhadap setiap tindakannya dalam melakukan aktifitas hidup, akan senantiasa beranggapan bahwa segala yang dilakukan adalah merupakan rahmat dan anugrah dari Allah Tuhan semesta alam.
2. Memberikan Pendidikan Tentang Ibadah
Ibadah merupakan bukti nyata dari keimanan kepada Allah SWT, dan tanda dari penyerahan diri kepada-Nya, orang yang menjadikan ibadahnya sebagai aktifitas pengisi waktunya maka kehidupannya akan tentram dan damai dalam kondisi apapun, karena ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah semata, dengan menjalankan apa yang menjadi perintah Allah dan menjauhi segala yang menjadi larangan-Nya sesuai dengan kemampuannya. Ibadah merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dalam Islam ibadah merupakan sarana bimbingan kepada umat muslim terutama generasi muda untuk dapat mengendalikan rasa ego dan emosinya, ibadah juga dapat mententramkan hati dan dapat mengendalikan jalan pikirannnya, dalam menghayati segala amal kebajikan, dzikir kepada Allah dan do’a untuk dapat menjadikan hidup ini supaya terarah dan terkendali sesuai dengan apa yang menjadi dambaan setiap insan. Dalam ibadah kepada Allah hendaknya selalu mempunyai perasaan khusnudzon serta optimis bahwa hidup yang dijalani akan dibimbing dan dirahkan oleh Allah kepada jalan yang benar.44
3. Memberikan Pendidikan Akhlakul Karimah
Dalam kehidupan ini sangat diperlukan akhlak yang baik dalam menyikapi segala sesuatunya, akhlak merupakan perangai setiap insan, secara istilah adalah sifat yang tertanam dalam diri manusia yang akhirnya menjadi suatu kebiasan dari orang tersebut, manusia dapat dikatakan baik oleh orang lain jika akhlak yang dimilikinya baik, begitu juga sebaliknya. Penilaian yang demikian ini sudah menjadi kebiasan dari masyarakat tanpa melihat sisi yang lainnya, kerena penilaian tersebut bersifat subyektifitas, memang kita tidak dapat menilai seseorang dari segi luarnya saja, akan tetapi ada ungkapan bahwa penilaian fisik merupakan cerminan dari dalam dirinya.
Terbentuknya akhlak yang baik merupakan target utama semua pendidikan dan pembinaan, Nabi sendiripun diutus oleh Allah adalah untuk memperbaiki akhlak orang-orang quraisy waktu pada zaman jahiliyah yang memang pada waktu itu akhlak mereka rusak, kita sebagai hamba Allah diperintahkan untuk berakhlak mulia dan bergaul dengan hamba-hamba Allah yang saleh dan berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur.45
Pendidikan untuk generasi muda sangat penting sekali dan ditanamkan sedalam-dalamnya kepada mereka agar dengan bekal ahklak tersebut supaya dapat mengantisipasi dampak negatif yang lebih besar, pendidikan yang diberikan harus dilakukan dengan metode kesuritauladanan dan pembiasaan, namun dalam pendidikan akhlak dengan metode tersebut pendidik terutama orang tua harus juga menerapkan metode tersebut dalam dirinya sebelum diberikannya kepada si anak, karena banyak orang orang berceramah menggunakan fatwa-fatwa yang baik akan tetapi mereka sendiri tidak dapat melaksanakannya.46 Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ass Shaff ayat 3 :
كبر مقتا عند الله ان تقو لوا ما لا تفعلون (الصف : 3)
Artinya : ‘Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan’. 47
Cara melaksanakan pembinaan dan pendidikan akhlak yang pertama harus dalam keluarga, yaitu dengan memberikan bimbingan akhlak kepada mereka terutama generasi muda antara lain :
a) Mengarahkan agar selalu mengerjakan ibadah, karena ibadah itu dapat menentramkan hati, juga bisa mengarahkan prilaku manusia untuk dapat berbuat baik.
b) Mengarahkan agar selalu rajin mengikuti pengajian-pengajian atau majelis ilmu, terutama mengenai ilmu agama.
c) Menciptakan suasana akrab dan kasih sayang terhadap sesama teman dan dengan yang lainnya.
d) Selalu mengontrol buku-buku pelajaran dan buku-buku bacaanya, jangan sampai mereka membaca buku-buku yang bersifat negative, misalnya buku porno, buku yang berisikan kekerasan dan kenakalan remaja.
e) Tidak terlalu memberikan kebebasan padanya, karena jika terlalu bebas di khawatirkan salah jalan dan salah pergaulan.48
Cara melaksanakan pembinaan dan pendidikan akhlak yang kedua untuk generasi muda ketika ditengah-tengah masyarakat, cara yang sebaiknya dilakukan oleh masyarakat antara lain :
- Membina dan meningkatkan kualitas keharmonisan dan kerukunan dalam masyarakat itu sendiri, peran dari aparat desa dan pemerintah mempunyai andil yang cukup besar didalamnya.
- Membina lingkungan sosial yang sehat, dinamis serta responsif terhadap keganjalan-keganjalan prilaku warga, jika ada yang menyimpang dari atauran masyarakat baik norma agama, ataupun norma hukum yang ada maka cepat segera ditindak secara tegas.
- Menyehatakan kembali penyajian informasi baik di media cetak, eletronik dan sebagainya, agar dapat memberikan pendidikan yang positif kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda sebagai penerus bangsa.
- Mengatur, mengendalikan serta mengarahkan dengan penuh tanggung jawab prilaku para wisatawan yang menyimpang, baik dalam negeri maupun dari manca negara.
- Pemimpin masyarakat baik formal maupun non formal perlu membenahi diri, baik dari perkataan ataupun perbuatan agar dapat memberikan keteladanan yang baik kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda.
- Memberikan kenyamanan dan fasilitas tempat-tempat rekreasi, hiburan serta olah raga dari kesan sebagai tempat melakukan kemaksiatan dan perbuatan dosa.
- Meningkatkan pendidikan dan kegiatan keagaman dalam masyarakat untuk menjadikan masyarakat yang agamis dan berbudi pekerti yang luhur.
- Dengan menindak bagi siapapun yang melanggar norma-norma yang ada dalam masyarakat, baik norma agama, hukum, kesopanan dan kesusilaan.49
b). Tindakan Represif / Menindak
Tindakan represif yaitu usaha atau tindakan untuk menindak dan menahan kenakalan remaja, mungkin juga dengan cara menghalangi peristiwa yang lebih parah. Cara ini berbeda dengan cara preventif, adapun cara yang baik adalah dengan memberikan hukuman yang bersifat pelajaran yang artinya hukuman tersebut akan menjadikan suatu pelajaran agar mereka yang berbuat salah dapat sadar dari kesalahan tersebut dan diarahkan kepada tujuan yang bermanfaat.
Tindakan represif ini juga dapat dilakukan dengan penyadaran kembali akan hukum ( hukum agama, Negara, dan norma-norma yang ada ), banyak dari generasi muda yang tidak lagi mengindahkan dari hukum atau norma tersebut, mereka bertindak semaunya sendiri dan juga tanpa berfikir dahulu, maka dari itu aparat dari penegak hukum harus bersikap tegas terhadap si pelanggar tersebut.50
Dengan berbagai pendapat diatas, pembinaan mental atau akhlak generasi muda bukanlah tanggung jawab dari seorang saja akan tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak, baik dari orang tua, sekolah dan masyarakat, orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya ketika dirumah, sekolah mempunyai tanggung jawab atas perkembangan keilmuan serta wawasan tentang pendidikan agar menjadi bekal dalam hidupnya, dan masyarakat harus berusaha menciptakan suasana lingkungannya agar menjadi lingkungan yang kondusif terhadap perkembangan selanjutnya sebagai bekal mengahdapi masa depan yang panjang.
Selain itu juga generasi muda dibimbing dan diarahakan agar ia dapat menggunakan waktunya seefektif mungkin, karena kebanyakan terjadinya kenakalan remaja dipengaruhi oleh faktor luangnya waktu dan tidak ada kegiatan yang positif, sehingga waktu mereka gunakan untuk berfoya-foya, misalnya bermain, bersantai-santai dan bermalas-malasan, bahkan ada yang digunakan ketempat hiburan yang cenderung pada hal yang negatif.
Dengan kerjasama dari semua komponen dari lapisan masyarakat dalam mendidik dan membina generasi muda, maka kesadaran dari semua kalangan masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal ini, untuk mencapai kesuksesan bersama dalam membangun bangsa dan Negara, dimana generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dalam melanjutkan perjuangan para pahlawan yang berkorban dengan tulus untuk mencapai cita-cita dan tujuan bangsa yang tercinta ini.
44 Hasan Basri, Remaja Berkualitas, Pustaka Pelajar, Jakarta, 1995, hal : 15
45 ibid, hal : 48
46 Daud Rosyid, Islam dalam Berbagai Dimensi, GIP, Jakarta, 1998, hal : 47
47 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Mahkota, Surabaya, Edisi Revisi, 1989
48 Mahjuddin, Membina Akhlak Anak, Al-Ikhlas, Surabaya, 1995, hal : 75-76
49 Hasan Basri, op cit, hal : 18-20
50 Ibid, hal : 30