Mikroorganisme hasil rekayasa genetik memiliki banyak manfaat. Di bidang kedokteran dan kedokteran hewan, telah diproduksi obat-obatan khusus antibiotik dan beberapa hormon, vaksin, bahan diagnostik berupa antigen yang menggunakan OHMG (Organisme Hasil Modifikasi Genetik). Selain itu, saat ini sedang diperkenalkan tranplantasi organ dari hewan ke manusia dengan menggunakan teknologi OHMG. Dalam bidang food-additive (zat tambahan makanan) seperti enzim, penambah cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya juga telah menggunakan teknologi OHMG. Pada ikan juga sudah diperkenalkan penggunaan OHMG, sehingga penyimpanan lebih tahan lama. Sedangkan di bidang teknologi lingkungan, OHMG telah dikembangkan untuk memecah limbah plastik dan membersihkan pencemaran logam berbahaya.
Produk-produk rekayasa genetika (bioteknologi) sebelum dilepas ke masyarakat harus melalui seleksi keamanan hayati yang mencakup keamanan pangan, keamanan pakan, keamanan lingkungan. Jadi sebenarnya tingkat keamanan mikroorganisme yang dimodifikasi secara genetik cukup terjamin. Pasalnya mekanisme uji dan kontrol selalu diakukan sebelum di aplikasikan di lapangan.
Syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu mikroorganisme produk rekayasa genetik (PRG) setidaknya harus memenuhi standar keamanan uji antara lain :
1. Uji alergisitas, untuk mengetahui ada tidaknya zat pemicu alergi.
2. Uji toksisitas untuk melihat adakah racun pada pangan.
3. Uji imunitas apakah pangan itu membahayakan daya tahan tubuh atau tidak.
4. Uji lain yang mendukung.
Mikroorganisme yng direkayasa genetik, banyak diplikasikan dalam produk makanan modern. Pengujian produk bioteknologi skala penelitian, peneliti menggunakan suatu gen penanda (marka/marker) untuk mengetahui apakah gen yang diinginkan sudah masuk ke dalam sel. Salah satu kekahawatiran yang muncul adalah gen marka tersebut dapat berpindah dari produk bioteknologi (makanan, tanaman, dll) tersebut ke mikroorganisme (alami) yang terdapat di usus manusia dan meningkatkan resistensi terhadap antibiotik. Akan tetapi telah banyak penelitian tentang hal ini dan telah menyimpulkan bahwa :
1. kemungkinan pindahnya gen ketahanan terhadap antibiotik keoorganisme lainnya adalah sangat kecil
2. apabila kemungkinan yang sangat kecil ini terjadi, pengaruh dari ketahanan antibiotik ini dapat diabaikan karena marka yang digunakan memiliki kgunaan klinik dan veterenier yang sangat terbatas
Bahaya
Sumber potensi bahaya bagi kesehatan dari mikroorganisme hasil rekasaya genetika adalah transfer horisontal sekunder DNA transgenik kepada spesies yang tak berhubungan; secara prinsip, kepada semua spesies yang berinteraksi dengan mikroorganisme transgenik. Penyebaran gen penanda resistensi terhadap antibiotik pada patogen merupakan bahaya yang paling mendesak karena alam lebih jauh mempengaruhi pengobatan terhadap penyakit yang tahan terhadap obat dan antibiotik yang kini kembali merebak di seluruh dunia. Masuknya DNA asing secara acak kedalam genom yang berkaitan dengan transfer horisontal DNA transgenik juga dapat menimbulkan efek berbahaya, termasuk kanker pada sel-sel mamalia.
Berikut adalah resiko potensial yang dimiliki oleh mikroorganisme hasil modifikasi genetik :
- Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan.
- Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.
- Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.
- Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.
- Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
- DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
- Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.