Bahasa

Konfiks

Konfiks

Konfiks adalah gabungan dari dua macam imbuhan atau lebih yang bersama-sama membentuk satu arti.

Di sini perlu ditegaskan bahwa antara konfiks dan gabungan imbuhan ada perbedaan besar. Pada gabungan imbuhan tiap-tiap unsur tetap mempertahankan arti dan fungsinya masing-masing. Bentuk-bentuk seperti mempercepat, mempersatukan, dibesarkan, san lain-lain masing-masing mengandung makna dan fungsi tersendiri. Imbuhan me + per, me + per + kan , dan di + kan di sini bukanlah konfiks tetapi merupakan gabungan imbuhan dari prefiks dan sufiks.

Sebaliknya, bentuk-bentuk seperti pertahanan, kebesaran, permainan, dan lain-lain mengandung struktur yang berbeda dengan bentuk-bentuk di atas. Karena di sini bentuk per – an dan ke – an tidak dapat ditafsirkan secara tersendiri, tatapi bersama-sama membentuk satu arti dan bersama-sama pula membentuk satu fungsi . Bantuk ini dalam realisasinya terbelah, tetapi pembelahan itu tidak mengurangi hakekatnya sebagai satu morfem. Morfem semacam ini desibut morfem terbelah. Bentuk-bentuk semacam ini tidak janggal dalam bahasa Indonesia. Kata-kata seperti tali, gunung, dan lain-lain juga jelas merupakan satu kesatuan tetapi kadang-kadang bentuk itu mengalami proses pembelahan yaitu ketika disisipkan infiks –em padanya, menjadi temali dan gemunung. Proses pembelahan pada kata atau morfem terikat bukan persoalan baru, tetapi tidak pernah diberi tempat yang wajar. Oleh karena itu Tatabahasa Tradisional memperlakukan konfiks-konfiks sebagai gabungan biasa dari prefiks dan sufiks. Kita harus memulangkan kedudukannya yang sebenarnya sebagai suatu bentuk (morfem) dengan satu kesatuan fungsi dan arti.

Di antara konfiks-konfiks yang penting dalam bahasa Indonesia adalah:

1. Konfiks per-an

A. Bentuk

Bentuk konfiks per-an dapat mengalami variasi bentuk berdasarkan:

a. Lingkungannya.

Contoh: persatuan, perjanjian,, pelajaran, pekerjaan, perambatan, dan lain-lain.

b. Dasar kata dari mana kata itu dibentuk.

- Jika pembentukannya mempergunakan kata benda sebagai kata dasar maka akan mengambil bentuk pe-an. Contoh: pekuburan, pedesaan.

- Jika pembentukannya berasal dari suatu kata kerja yang mempergunakan awalan ber-, maka kata benda itu akan mengambil bentuk per-an atau pe-an, sesuai dengan awalan ber- dengan alomorfnya. Contoh: perbuatan, pelayaran.

- Jika pembentukannya berasal dari satu kata kerja yang mempergunakan awalan me- maka ia akan mengambil bentuk pe + N + an. Contoh: pembaharuan, penyatuan, penguburan, pemburuan, dan lain-lain.

B. Fungsi

Fungsi per-an adalah untuk membentuk kata benda.

C. Arti

Arti yang mungkin didukung oleh konfiks per-an adalah:

a. Menyatakan tempat.

Contoh: perhentian, pelabuhan, persembunyian, pengadilan, perapian, percetakan.

b. Menyatakan hasil perbuatan.

Contoh: permainan, penyerahan, pertanyaan, pelantikan, pertahanan, perhitungan.

c. Menyatakan peristiwa itu sendiri atau hal perbuatan.

Contoh: pengajaran, pencaharian, pendidikan, peraturan.

2. Konfiks ke-an

a. Bentuk

Tidak mengalami perubahan.

b. Fungsi

Pada umumnya konfiks ke-an berfungsi untuk membentuk kata benda.

c. Arti

Arti yang mungkin didukung oleh konfiks ke-an adalah:

a. Menyatakan tempat atau daerah.

Contoh: kedutaan, kesultanan, kementerian, keinderaan.

b. Menyatakan sesuatu hal atau peristiwa yang telah terjadi.

Contoh: kenyataan, kebersihan, ketuhanan, kewajiban, keindahan.

c. Kena atau menderita sesuatu hal.

Contoh: kehujanan, kepanasan, kesiangan, kekurangan.

d. Suatu perbuatan yang dilakukan tanpa sengaja.

Contoh: kelupaan, ketiduran, keguguran.

e. Menyatakan terlalu.

Contoh: kebesaran, ketinggian, kepahitan.

f. Mengandung sedikit sifat seperti yang disebut dalam kata dasar.

Contoh: kekanak-kanakan, kemerah-merahan, keputih-putihan.

Go to top